Select Menu

Ads

Technology

Circle Gallery

News


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Letak astronomis Indonesia antara 60LU - 110LS dan 950BT - 1410BT. Dengan letak tersebut, Indonesia dilewati garis equator (00) atau disebut dengan garis khatulistiwa yang terletak di antara 00LU - 23½0LU dan luas 00LS - 23½0LS. Posisi ini menjadikan negara Indonesia menjadi negara yang beriklim tropis.
Indonesia adalah salah satu Negara Agraris terbesar di dunia yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, dengan komoditas utama adalah Padi. Sebagai sumber pangan selain jagung dan gandum, padi merupakan bahan pangan pokok yang penting bagi hampir separoh penduduk dunia, terutama di daerah tropik seperti Asia dan Afrika. Menurut data BPS Saat ini Indonesia menjadi produsen gabah nomer 3 setelah RRC dan India, tetapi dalam produktifitas Indonesia jauh tertinggal. Bahkan saat ini Indonesia telah mengimpor beras dari Thailand. Rata-rata produktifitas Indonesia kini 4,5 ton per hektar, sementara di negara lain mencapai 8 ton per hektar (Anonim, 2004)

B.     Tujuan
-          Untuk mengetahui cara kerja alat yang ada di Stasiun BMKG Indrapuri - Aceh Besar
-          Untuk mengetahui kegunaan alat-alat yang ada di Stasiun BMKG Indrapuri - Aceh Besar
-          Agar mahasiswa dapat mengamati unsur-unsur cuaca dan iklim.
-          Agar mahasiswa mengenal profil Stasiun BMKG Indrapuri - Aceh Besar.

C.    Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal         : Rabu, 27 Juni 2012
Pukul                     : 08.00 WIB s/d Selesai
Tempat                  : BMKG Indrapuri - Aceh Besar


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Meteorologi dan Klimatologi
Meteorologi berasal dari kata Yunani, yaitu meteoros, yang artinya benda yang ada dalam udara  dan logos artinya ilmu atau kajian. Jadi, meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah yaitu troposfer. Kajian masalah meteorologi diperlukan dalam pembangunan irigasi, objek wisata, tempat peristirahatan, perkebunan, perikanan, lapangan terbang, pelayaran, proyek industri dan lain sebagainya.
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim, keadaan/kondisi rata-rata cuaca yang lazim pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang cukup lama/sepanjang musim. Iklim berbeda menurut garis lintang, letak relatif dengan benua atau lautan, serta kondisi-kondisi geografis setempat seperti ketinggian, arus laut, dan sebagainya.
         Cuaca adalah rata-rata kondisi atmosfer pada suatu tempat tertentudengan waktu yang relatif singkat. Udara merupakan benda gas yang menyelubungi bumi dengan ketinggian tertentu, tidak berwarna, tidak berbau,tidak dapat dilihat, dan tidak dapat dirasakan, kecuali dalam keadaan bergerak (angin). Cuaca wilayahnya relatif sempit dan senantiasa cepat berubah setiap saat dari waktu ke waktu. Cuaca diamati dan dipelajari secara rutin oleh meteorology dan geofisika yang hasilnya digunakan untuk kepentingan penerbangan, pelayaran dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan cuaca.
                Iklim (climate) adalah sintesis/kesimpulan dari perubahan unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka waktu yang panjang di suatu tempat pada suatu wilayah. Setelah bertahun-tahun (30 tahun tahun atau lebih) dari rata-rata tiap nilai unsur-unsur cuaca akan mencerminkan sifat atmosfer yang dikenal sebagai iklim. Jadi tiap tempat cuaca hari ke hari berubah-ubah akhirnya membentuk siklus tertentu, rata-rata data cuaca itulah yang nantinya disebut sebagai data iklim. Iklim sering diartikan nilai statistik cuaca jangka panjang di suatu wilayah.
         Cuaca dan iklim selalu menyertai dan mempengaruhi kehidupan manusia dibumi. Nahkoda kapal, pilot pesawat terbang, nelayan dan petani adalah sebagian banyak dari sekian banyak orang yang sangat memerlukan keterangan atau data cuaca dan iklim untuk melaksanakan pekerjaann dengan baik. Oleh karena itu, pengertian tentang cuaca dan iklim perlu dipelajari untuk mendapat suatu pertimbangan dalam kehidupan kita sehari-hari.
B.     Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK)
Sesuai dengan namanya Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK), bertugas secara khusus melakukan kegiatan pengamatan (pengukuran) keadaan unsur-unsur iklim seperti suhu, angin, hujan, penyinaran matahari, penguapan , kelembaban, pada suatu waktu (standart) yang telah ditentukan yang berhubungan atau berpengaruh nyata terhadap hasil pertanian. Biasanya stasiun ini merupakan hasil kerjasama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dengan instansi Pemerintah/BUMN/Swasta yang berhubungan dengan pertanian.

C.    Taman Alat–Alat  Klimatologi
Taman alat-alat Klimatologi adalah suatu taman dimana alat-alat pengukur unsur-unsur iklim ditempatkan. Taman alat-alat Klimatologi terdapat pada setiap Stasiun Klimatologi dan dibangun sedemikian rupa agar dapat beroperasi dengan baik secara terus menerus paling sedikit 10 tahun.

1.      Ketentuan Membangun Taman Alat-alat.
Kekhasan taman alat-alat tersebut menggambarkan persyaratan atau ketentuan-ketentuan dalam membangunnya, antara lain :
a.       Tanahnya yang datar atau rata dengan ditanami rumput pendek.
b.      Tempat terbuka, letaknya jauh dari pohon-pohon, bangunan penghalang yang tinggi. Jarak dari pohon atau bangunan penghalang minimal sama dengan tinggi pohon dan atau bangunan penghalang tersebut. (misalnya terdapat pohon dengan tinggi empat meter maka jarak taman alat dengan pohon adalah minimal empat meter)
c.       Mempunyai pagar keliling setinggi +  1 meter, untuk melindungi alat-alat dari gangguan hewan dan lain-lainnya.
d.       Ukuran atau luas taman alat bervariasi tergantung dari jenis Stasiun atau jumlah alat-alat yang dipasang didalamnya. Contoh : berukuran 20 m X 15 m, 40 m X 20 m, 60 mX 40 m dan sebagainya.
e.       Arah taman alat memanjang Utara–Selatan.
f.       Alat-alat pengukur unsur-unsur iklim diletakkan di dalam taman alat.
g.      Penempatan alat-alat pengukur unsur iklim ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu satu sama lain.
2.      Pemeliharaan Alat.
a.       Potong dan bersihkan rumput di Taman Alat paling sedikit 1 kali dalam sebulan.
b.      Jangan menanam/memelihara pohon di dekat Taman Alat.
 






























D.    Sangkar Meteorologi (SCREEN)
Sangkar meteorologi (Screen) adalah suatu tempat yang digunakan untuk meletakkan alat-alat pengamatan cuaca permukaan seperti termometer Bola Kering, Bola Basah, Termometer Maksimum dan Minimum dan alat lain. Untuk ketelitian pengukuran suhu udara seyogyanya dihindari dari beberapa macam gangguan lokal maupun hal-hal lain yang mengurangi kemurnian-kemurnian suhu atmosfer. Beberapa gangguan yang perlu dihindarkan antara lain :
1.      Pengaruh radiasi langsung dari matahari dan pantulannya oleh benda-benda disekitarnya.
2.      Gangguan tetesan air hujan.
3.      Tiupan angin yang terlalu kuat.
4.      Pengaruh lokal gradient suhu tanah akibat pemanasan dan pendinginan permukaan tanah setempat.

Untuk mengatasi atau meminimalisir gangguan tersebut di atas alat pengukurnya perlu ditempatkan pada sangkar meteorologi.
1.      Ketentuan Membangun Sangkar Meteorologi.
a.       Sangkar dibuat dari kayu sedemikian rupa sehingga dapat melindungi/mengelilingi alat didalammnya secara sempurna, tetapi dapat menunjukkan suhu udara yang sama dengan suhu udara luar.
b.      Kisi pintu Sangkar dibuat rangkap untuk mencegah tiupan angin secara langsung, tetapi udara yang bebas dapat melalui alat.
c.       Sangkar dibuat berpintu dua, membuka/menutup menghadap Utara–Selatan. Gunanya untuk mencegah pancaran langsung sinar matahari pada alat sewaktu melakukan pengamatan. Jika matahari berada pada belahan bumi Utara, digunakan pintu sebelah Selatan untuk pengamatan dan sebaliknya.
d.      Tinggi lantai (tempat kedudukan alat) 120 cm diatas permukaan tanah.
e.       Sangkar diletakkan diatas tanah berumput pendek, di dalam taman alat dengan jarak minimal satu kali tinggi benda yang berada didekatnya.

2.      Pemeliharaan Alat.
a.       Bersihkan Sangkar Meteorologi dari debu dan lumut sedikitnya satu kali dalam satu bulan
b.      Sangkar dicat satu kali dalam satu tahun dengan menggunakan cat warna putih.
BABA III
PEMBAHASAN DAN HASIL

I.         ALAT PENGUKUR SUHU UDARA PERMUKAAN, KELEMBABAN UDARA DAN TEMPERATUR TANAH

A.    Pengamatan Suhu Udara Permukaan
Pengamatan Suhu Udara Permukaan adalah pengukuran suhu udara pada ketinggian 1,20- 1,25 meter dari permukaan tanah, dengan satuan suhu udara adalah 0C (Celsius), menggunakan alat pengukur suhu yaitu Termometer. Selanjutnya suhu udara permukaan diamati dengan menggunakan Termometer Bola Kering.

1.      Termometer Bola Basah dan Bola Kering.
Sepasang Termometer Bola Basah dan Bola Kering yang ditempatkan vertikal pada Standard dan terpisah dalam jarak + 5 cm satu sama lain yang disebut Psycrometer (gambar 4). Jenis ini dipakai untuk pengamatan temperatur dengan mata yang diletakkan dalam Sangkar Meteorologi. Termometer Bola Basah dan Bola Kering ini berisi Air Raksa, yang bersifat membasahi dinding gelas, cepat menerima panas, mengembang dengan teratur, titik didih tinggi (3570 C) dan merupakan penghantar yang baik.
Pengamatan suhu udara permukaan dilakukan dengan membaca termometer bola kering. Suhu udara adalah temperatur atau suhu yang ditunjukkan/terbaca pada Termometer Bola Kering dengan skala dalam satuan derajat Celcius (0C) dengan tingkat ketelitian 0.2 derajat. Termometer Bola Basah adalah Termometer Bola Kering yang dibungkus dengan kain Muslin (kain kasa) yang bersih dan dimasukkan ke dalam dalam Botol yang berisi air bersih dan diusahakan ada jarak antara kain muslin dalam botol dengan bola Termometer.

a.   Cara Kerja Peralatan :
1)      Apabila suhu udara meningkat maka air raksa dalam bola Termometer akan memuai dan mendesak keluar.
2)      Apabila suhu udara menurun maka air raksa dalam bola Termometer akan menyusut dan menarik air raksa dalam kolom..
3)      Ujung kolom air raksa pada Termometer Bola Basah dan Bola Kering menunjukkan suhu udara pada lingkungan.
b.   Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
1)      Pengamatan/pengukuran dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.
2)      Tiap kali membuka sangkar yang pertama dibaca adalah suhu dalam Termometer Bola Kering, jangan memegang termometer untuk menghindari pengaruh panas tubuh pengamat terhadap suhu termometer.
3)      Yakinkan bahwa garis pandang dari mata kepuncak permukaan air raksa miniscus adalah mendatar, untuk menghindari kesalahan paralaks (kesalahan sudut baca, gambar 3).
4)      Baca Termometer dengan cepat dan cermat sampai persepuluhan derajat Celsius terdekat.

 







Gambar 3. Kesalahan Paralaks



2.      Termometer Maksimum
Termometer ini adalah Termometer air raksa biasa seperti Termometer bola kering. Perbedaannya ialah terdapatnya bagian yang sempit pada tabung dekat bola Termometer.

a.      Cara Kerja Peralatan
1)      Apabila suhu udara meningkat maka air raksa dalam bola Termometer akan memuai dan mendesak keluar melalui lubang sempit pada tabung dekat bola Termometer. Ujung kolom air raksa menunjukkan Temperatur udara maksimum pada hari tersebut.
2)      Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian yang sempit ini, segera sesudah air raksa dalam bola termometer menyusut ujung lain dari kolom air raksa tetap pada tempatnya.
3)      Kedudukan air raksa dalam tabung hanya dapat diturunkan dengan bantuan tenaga mekanis.
Jadi Termometer maksimum menunjukkan suhu udara tertinggi dalam dua batas waktu pengamatan/pengukuran.

b.      Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
1)      Untuk keperluan pengamatan Meteorologi dan Klimatologi pengamatan dilakukan 1 kali sehari pada waktu yang telah ditentukan yaitu pada sore hari sekitar pukul 18.00 waktu setempat. Dimana suhu udara tidak akan mengalami kenaikan lagi dalam jangka waktu yang lama.
2)      Baca termometer dengan cermat sampai persepuluhan derajat, Jangan sekali-kali termometer dipegang sebelum dibaca.
3)      Setelah pembacaan termometer diangkat dari tempatnya kemudian diayunkan 2 X dengan posisi tangan lurus, untuk mengembalikan air raksa dalam termometer seperti posisi semula.

3.      Termometer Minimum
Termometer Minimum adalah termometer alkohol. Termometer jenis ini dipakai untuk mengukur temperatur yang rendah, karena alkohol mempunyai titik beku yang rendah (-970 C) dan merupakan penghantar panas yang baik. Didalam kolom alkohol ini terdapat sebatang gelas kecil yang berwarna kebiru-biruan. Batang gelas ini dinamakan indeks. Ujung indeks paling jauh dari bola termometer adalah harga pembacaan.

a.      Cara Kerja Peralatan
1)      Jika suhu turun indeks terdorong kearah bola termometer oleh permukaan alkohol.
2)      Jika suhu naik zat cair ini mengembang, indeks tetap pada tempat yang paling rendah.


b.      Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
1)      Pembacaan alat adalah pada ujung terjauh indeks dari bola termometer.
2)      Setelah pembacaan, termometer diangkat dari tempatnya kemudian termometer dimiringkan dengan posisi bola termometer lebih tinggi, sambil diamati pergerakan dari indeks hingga indeks mencapai puncak permukaan alkohol dan diletakkan kembali pada standard seperti posisi semula.

c.       Pemeliharaan Alat
1)       Bersihkan termometer dari debu dan lumut.
2)      Tambahkan air termometer bola basah sedikitnya 1 kali dalam tiga hari atau pada saat air dalam botol berkurang.
3)      Ganti kain kasa atau kain muslin jika telah berlumut atau kotor.      
4)      Periksa air raksa termometer maksimum setelah dibaca dan sebelum dikembalikan apakah bagian yang sempit pada tabung dekat bola masih berfungsi baik (lihat apakah air raksa terputus).
5)      Jangan menggoyang termometer minimum seperti termometer maksimum. Cukup dimiringkan ke arah suhu pada waktu pembacaan.

 





Keterangan gambar 4. Psycrometer :
a.       Termometer Bola Basah.                    
b.      Termometer Bola Kering.                  
c.       Termometer Maksimum.
d.      Termometer Minimum.
e.       Penyangga.




B.     Kelembaban Udara (Relatif Humidity – RH)
Relatif Humidity/Kelembaban Udara (RH) adalah perbandingan tekanan uap air dalam gas terhadap tekanan uap air maksimum pada suhu tertentu yang dinyatakan dalam persen (%). Relatif Humidity di ukur secara langsung dengan alat yang disebut Hygrograf , dan juga dapat ditentukan secara tidak langsung melalui pembacaan Psycrometer (Termometer bola basah dan bola kering, gambar 4). Dikatakan tidak langsung karena Relatif Humidity didapat dari perhitungan hasil pembacaan suhu bola basah dan bola kering. Sehingga diketahui hubungan antara pembacaan bola basah dan bola kering dan tekanan uap pada saat itu.

  1. Cara Pengukuran dan Pengoperasian
Untuk mempermudah pengamatan Relatif Humidity atau kelembaban udara, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), telah membuat Tabel penentuan Relatif Humidity (RH) berdasarkan hasil pembacaan Termometer Bola Basah dan Termometer Bola Kering.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1)      Jarak Antara Bola Termometer (basah & kering) dengan lantai adalah 18 cm.
2)      Jarak antara besi penyangga Termometer (maksimum & minimum) dengan lantai adalah 35 cm.
3)      Letak Psycrometer didalam sangkar pada jarak minimum 10 cm terhadap dinding sangkar dan alat-alat lain.


C.    Temperatur Tanah
Selain mengukur suhu udara, Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK) juga mengamati/mengukur suhu tanah pada kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, 100 cm. Sesuai dengan ketetapan (standard) dari WMO (World Meteorological Organization). Temperatur tanah dibedakan atas dua macam yaitu, temperatur tanah berumput pendek dan temperatur tanah gundul. Perbedaan terletak pada keadaan permukaan tanah dimana termometer ditempatkan ditanami rumput pendek atau tidak sama sekali (gundul).


1.      Cara Kerja Peralatan :
a.       Prinsip kerja alat sama dengan termometer bola kering biasa yaitu, apabila suhu dalam tanah meningkat maka air raksa dalam bola termometer akan memuai dan mendesak keluar dan juga berlaku sebaliknya.
b.      Ujung kolom air raksa menunjukkan suhu tanah pada kedalaman termometer yang sedang diamati.

2.      Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
a.       Pengamatan/pengukuran dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.
b.      Mata pengamat usahakan sejajar dengan permukaan air raksa dalam termometer, hindari kesalahan paralaks dalam pembacaan suhu.

3.       Pemeliharaan Alat :
a.       Bersihkan termometer dari debu dan lumut.
b.      Bersihkan areal termometer tanah gundul dari rumput/tanaman.
c.       Pelihara areal termometer tanah berumput dengan rumput pendek dan bersihkan dari tanaman pengganggu.

II.      ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN

A.    Penakar Curah Hujan Biasa (Type Obs)
Penakar hujan ini termasuk jenis penakar hujan biasa non recording atau tidak dapat mencatat sendiri. Dengan bentuk sederhana terdiri dari sebuah corong, mulut corong (bagian atas) berbentuk lingkaran dengan luas 100 cm2. Bagian bawah corong merupakan tempat penampungan air hujan. Penakar hujan ini termasuk tipe kolektor yang menggunakan gelas ukur khusus untuk mengukur curah hujan dalam skala mm (milimeter).

1.      Cara Kerja Peralatan :
a.       Air hujan yang masuk melalui corong dialirkan kebagian penampungan air hujan.
b.      Air yang tertampung dikeluarkan melalui kran dan diukur dengan menggunakan gelas penakar.


2.      Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
a.       Pengamatan dilakukan setiap hari pada jam 07.00 waktu setempat.
b.      Buka kunci gembok, letakkan gelas ukur dibawah kran dan kemudian kran dibuka.
c.       Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm atau (sesuai skala gelas), sebelum air yang ditampung dalam gelas mencapai 25 mm, kran ditutup dulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian air dalam gelas dipindah dan pengukuran dilanjutkan kembali sampai air dalam penakar habis diukur. Selanjutnya seluruh hasil pembacaan dicatat dan di jumlahkan.
d.      Untuk pembacaan curah hujan lebih kecil dari 0,5 mm ditulis 0 (nol), jika lebih dari 0,5 mm ditulis 1 (satu).

3.      Pemeliharaan Alat :
a.       Periksa dan bersihkan corong dari sampah/kotoran sehingga tidak menghambat masuknya air hujan.
b.      Periksa selalu apakah penampungan bocor.
c.       Pakai/gunakan selalu gelas ukur standard yang telah disediakan.
d.      Setelah pengukuran pastikan kran dalam keadaan tertutup/terkunci.

Gambar 5. Alat Penakar Hujan Tipe Obs
 
 















B.     Penakar Hujan Otomatis (Tipe Hillman)
Penakar hujan tipa Hillman termasuk penakar hujan yang dapat mencatat sendiri. Badannya berbentuk silinder dengan tinggi 115 cm. Mulut corong (bagian atas) berbentuk lingkaran dengan luas 200 cm 2.

1.      Cara Kerja Peralatan :
a.       Air hujan masuk melalui corong kemudian masuk terkumpul dalam tabung tempat pelampung.
b.      Air menyebabkan pelampung beserta tangkainya terangkat naik keatas.
c.       Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang gerakannya mengikuti tangkai pelampung.
d.      Gerakan pena dicatat pada pias yang digulung pada silinder jam yang berputar secara mekanis.
e.       Jika air dalam tabung hampir penuh (dapat dilihat pada lengkungan selang gelas) pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas maka berdasarkan sistem siphon otomatis air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung.
f.       Bersamaan dengan keluarnya air, tangkai pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal.
g.      Jika hujan masih turun, maka pelampung akan naik kembali seperti diatas.
Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias, dan dapat ditentukan kapan jatuhnya hujan dan berapa intensitasnya untuk jangka waktu tartentu. Satu kali pena pias naik menandakan hujan sebanyak 10 mm.

2.      Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
a.       Buka pintu penakar hujan, singkirkan pena dari pias lalu angkat silinder jam penakar keatas.
b.      Putar/kunci jam secukupnya, pasang pias pada silinder yang telah ditulis tanggal pemasangannya.
c.       Letakkan silinder jam pada posisi semula dengan menyetel/mencocokkan waktu yang ditunjukkan oleh pena pada pias dengan waktu setempat.
d.      Untuk keperluan pengamatan iklim suatu daerah, pengambilan pias dilakukan pukul 07.00 waktu setempat.
3.      Pemeliharaan Alat :
a.       Periksa dan bersihkan corong dari sampah/kotoran sehingga tidak menghambat masuknya air hujan.
b.      Periksa selalu apakah jam berfungsi baik, jangan mengunci jam terlalu ketat.
c.       Periksa selalu apakah tangkai pena berfungsi dengan baik, jangan membengkokkan tangkai pena. Periksa juga apakah mata pena masih berfungsi.
d.      Gunakan gelas ukur standard yang telah disediakan, setelah pengukuran pastikan pintu penakar tertutup dengan baik.



 















III.    ALAT PENGUKUR RADIASI MATAHARI

Untuk keperluan Klimatologi pengukuran radiasi matahari meliputi dua macam yaitu :
1.      Pengukuran lamanya matahari bersinar atau Sunshine duration ialah lamanya matahari bersinar sampai permukaan bumi dalam periode 1 hari, di ukur dalam jam.
2.      Pengukuran intensitas radiasi matahari atau intensity of sunshine, dalam satuan gr Calori cm 2 menit -1.
Periode satu hari disebut dengan panjang hari yaitu jangka waktu matahari berada diatas horizon. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan, atau juga ditulis dalam persen terhadap panjang hari.

A.    Pengukur Sinar Matahari Jenis Campbell Stokes.
Campbell Stokes digunakan untuk menghitung lama penyinaran matahari atau panjang hari. Alat ini terdiri dari bola gelas berbentuk bulat berisi masa air yang terpasang ditengah-tengah sebuah mangkok dengan garis tengah + 15 cm. Pada mangkok dibuat garis-garis jam dan permukaannya dicat hitam. Bola gelas ini bekerja sebagai lensa dan panas matahari akan membakar pias kertas ditempat kertas jatuh.

1.      Cara Kerja Alat
a.       Sinar Matahari yang melalui bola gelas sedemikian rupa diteruskan dan difokuskan tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini.
b.      Bekas sinar matahari akan meninggalkan jejak dengan terbakarnya pias sesuai dengan kekuatan sinar matahari.
c.       Digunakannya bola gelas untuk memfokuskan sinar matahari secara terus-menerus tanpa terpangaruh oleh perubahan posisi matahari.
d.      Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini akan diperoleh jejak pias terbakar yang tidak putus.
e.       Jika matahari tertutup awan dan atau hujan akan ditinggalkan jejak yang terputus-putus.

Description: E:\TAQWIM HIDAYAH\foto geografi\100_3417.JPG
 










2.      Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
a.       Penggantian dan pemasangan pias sebaiknya pada sore hari setelah pukul 18.00 waktu setempat.
b.      Tulis tanggal waktu pemasangan pias pada sebalik kertas pias.
c.       Gunakan Jenis pias  Campbell Stokes sesuai waktunya sebagai berikut ;

            Tabel 1. Jenis dan Tanggal Pemasangan Pias
Jenis Pias
Tanggal digunakan
Gambar Pias
Lengkung Panjang
12 April s/d 2 September


Lurus
1 Maret s/d 11 April
3 Sept s/d 14 Oktober
Lengkung Pendek

15 Oktober s/d 28 Februari




IV.   ALAT PENGUKUR KECEPATAN ANGIN

A.    Anemometer
Kecepatan angin diukur dengan Anemometer. Ada yang langsung menunjukkan kecepatan angin sesaat, dan ada pula yang menyatakan panjangnya perjalanan angin. Dalam jangka waktu tertentu, yang disebut dengan Wind Run. Cup Counter Anemometer termasuk jenis yang mengukur Wind Run ini. Untuk keperluan pertanian Cup Counter Anemometer ditempatkan pada ketinggian dua meter dari permukaan tanah.

1.      Cara Kerja Alat :
a.       Angin yang melewati mangkuk menyebabkan mangkuk berputar. Jauhnya perjalanan angin dicatat pada counter.
b.      Untuk mengetahui kecepatan angin rata-rata selama jangka waktu tertentu (interval), dihitung selisih pembacaan pada counter diakhir interval dengan permulaan interval itu.
2.      Cara Pengukuran dan Pengoperasian :
a.       Catat counter pada saat permulaan pengamatan sesuai dengan waktu pengamatan setempat.
b.      Catat counter pada pengamatan berikutnya sesuai dengan waktu pengamatan yang telah ditentukan.
c.       Hitung kecepatan angin rata-rata dengan satuan meter/detik (m/dt) selama jangka waktu pengamatan.

3.      Pemeliharaan Alat :
a.       Pelihara as (sumbu) kepala Cup Counter Anemometer dengan cara meminyakinya.
b.      Jangan memutar mangkok pada saat Cup Counter Anemometer sedang beroperasi atau berputar pada saat pengamatan.
 











V.      ALAT PENGUKUR PENGUAPAN
Penguapan ialah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini dapat terjadi pada setiap permukaan benda pada temperatur diatas 00C. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan adalah temperatur benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
Dalam klimatologi dikenal istilah evaporasi dan evapotranspirasi, Evaporasi adalah penguapan dari permukaan benda mati atau air yang tergenang, sedangkan Evapotranspirasi adalah penguapan dari permukaan air, tanah, dan tanaman (transpirasi). Jadi Evapotranspirasi merupakan gabungan dari tranpirasi dan evaporasi.

A.    Evaporimeter Panci Terbuka
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi dipergunakan Evaporimeter panci terbuka, dengan peralatan antara lain :
1)      Panci terbuka, terbuat dari besi anti karat dengan ukuran garis tengah 122 cm, dan tinggi 25,4 cm.
2)      Hook Gauge yaitu alat yang digunakan untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Alat ini terdiri dari sebuah batang yang mempunyai skala mm (milimeter), dan sebuah sekrup yang digunakan untuk mengatur letak ujung jarum pada permukaan air dalam panci. Skrup ini berfungsi sebagai mikrometer yang dibagi menjadi 50 bagian. Satu putaran penuh dari mikrometer mencatat perubahan ujung jarum  setinggi 1 mm.
3)      Still Well adalah bejana yang terbuat dari logam kuningan yang berbentuk silinder dan mempunyai tiga buah kaki. Pada tiap kaki bejana terdapat sekrup yang digunakan untuk menyetel Still Well berdiri horisontal. Pada dasar bejana terdapat sebuah lubang saluran air untuk menjaga permukaan air dalam bejana dan panci tetap sama. Kegunaan yang lain adalah untuk menjaga permukaan air tetap tenang, sehingga penyetelan ujung jarum dapat lebih mudah.
4)      Flooting Termometer (Termometer Apung). Alat ini merupakan satu set termometer maksimum dan minimum biasa yang diletakkan mengapung diatas panci berfungsi untuk mengukur temperatur air dalam panci.
 













1.      Cara Kerja Alat
a.       Laju penguapan diketahui dan diukur dari perubahan tinggi permukaan air, melalui pembacaan skala pada Hook Gauge.
b.      Untuk Mengetahui laju penguapan yang terjadi pada interval waktu tertentu, dihitung selisih pembacaan akhir interval dengan permulaan interval waktu itu.

2.      Cara Pengukuran dan Pengoperasian
a.       Baca dan catan suhu maksimum dan minimum air.
b.      Baca dan catat skala pada Hook Gauge.
c.       Putar sekrup Hook Gauge perlahan-lahan sampai ujung jarum tepat berada pada permukaan air (Gambar 13).
d.      Baca dan catat skala pada Hook Gauge pada skala yang ditumjukkan oleh sekrup/mikrometer.
e.       Lakukan pengamatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

3.      Pemeliharaan Alat :
a.       Bersihkan bagian-bagian alat dari kotoran/lumut.
b.      Ganti air dan bersihkan panci paling sedikit dua minggu satu kali.


BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Taman alat-alat Klimatologi adalah suatu taman dimana alat-alat pengukur unsur-unsur iklim ditempatkan. Taman alat-alat Klimatologi terdapat pada setiap Stasiun Klimatologi dan dibangun sedemikian rupa agar dapat beroperasi dengan baik secara terus menerus paling sedikit 10 tahun.
2.      Sangkar meteorologi (Screen) adalah suatu tempat yang digunakan untuk meletakkan alat-alat pengamatan cuaca permukaan seperti termometer Bola Kering, Bola Basah, Termometer Maksimum dan Minimum dan alat lain.
3.      Adapun alat yang terdapat di stasiun BMKG Indrapuri yaitu :
·         Campell Stokes
·         Eppley Phyheliometer
·         Actinogradh Bimetal
·         Anemometer 6 m
·         Anemometer 2 m
·         Termometer tanah
·         Sangkar 0,2 m
·         Panci terbuka
·         Sangkar 1,2 m
·         Penangkar Hujan Helmen
·         Penangkar Hujan Biasa
4.      Pengamatan Suhu Udara Permukaan adalah pengukuran suhu udara pada ketinggian 1,20 – 1,25 meter dari permukaan tanah, dengan satuan suhu udara adalah 0C (Celsius), menggunakan alat pengukur suhu yaitu Termometer. Selanjutnya suhu udara permukaan diamati dengan menggunakan Termometer Bola Kering.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1983. Masalah dan Hasil Tanaman Padi Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor. 65 p.

Sriworo B,Ir Msc, 2006, Tata Cara Tetap Pelaksanaan Pengamatan dan Pelaporan Data Iklim dan Agroklimat, Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta