Select Menu

Ads

Technology

Circle Gallery

News

» »Unlabelled » Laporan Observasi Geografi Hewan Dan Tumbuhan di Berbagai Ekosistem


LAPORAN PRAKTIKUM
GEOGRAFI HEWAN DAN TUMBUHAN DI BERBAGAI EKOSISTEM

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3


TAQWIM AMRIZAL
AMRIZAL
HERIZAL
NURUL FITRI
SRI RAIDA
LINDA AKBAR
SAUMI RAMAZANI
ASWIA MILDA
EFRIANI


FKIP – PRODI GEOGRAFI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2012


KATA PENGANTAR
                    
            Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, para tabi’in serta semua pengikut jejaknya dari masa ke masa.
            Secara objektif, harus di akui bahwa sesungguhnya provinsi Nanggroe Aceh Darusalam mempunyai potensi yang sangat luar biasa, baik dari segi jenis dan jumlah dari objek dan daya tarik dari segi sebaran objek secara geografis. Dua puluh tiga kabupaten dan kota di NAD, Yang mempunyai berbagai objek yang sangat spesifik serta sangat potensial di NAD. Mulai dari dasar laut hingga puncak gunung. Meskipun selama konflik dan saat tsunami banyak flora dan fauna yang terbengkalai dan rusak, namun potensi yang ada masih tetap sangat tinggi.
Dengan telah selesainya penulisan laporan ini, kami ucapan terimakasih kami yang sebesar-besarnya kepada dosen pembmibing mata kuliah geografi hewan dan tumbuhan, kami berharap berbagai pengetahuan yang dituliskan dalam laporan ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi semua pihak. Saleum.



Banda aceh, 5 Juni 2012


Kelompok 3


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................        i
DAFTAR ISI...............................................................................................................        ii           
Bab I . PENDAHULUAN...........................................................................................        1
A.      Latar Belakang...............................................................................................        1
B.       Tujuan.............................................................................................................       2
C.      Manfaat..........................................................................................................        3
Bab II . PEMBAHASAN............................................................................................        4
A.        Kawasan Mangrove........................................................................................        5
B.        Ekoistem Payau..............................................................................................        6
C.        Kawasan Supralittoral....................................................................................        6
D.        Kawasan Bukit...............................................................................................        7
E.        Ekosistem Payau............................................................................................        8
Bab III. ANALISA HASIL PENGAMATAN...........................................................        9
A.        Kondisi Lingkungan.......................................................................................       9
B.        Tumbuhan.......................................................................................................        11
C.        Hewab............................................................................................................        12
D.        Analisis Laboratorium....................................................................................        14
Bab IV . KESIMPULAN............................................................................................        17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................        18


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. (affanhanif:16)
Klasifikasi Makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama, dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan bila dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain yang lebih kecil, sehingga akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda. Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat tingkat yang berbeda atau pada takson yang berbeda disebut taksonomi.
Pengetahuan tentang pertumbuhan dan pengaruh individu populasi merupakan dasar untuk memahami struktur dan dinamika ekologi. Semua spesies memiliki potensi tumbuh yang tinggi pada kondisi optimum.
Populasi adalah sejumlah individu dari species yang sama yang menempati  kawasan atau tempat tertentu. Setiap populasi memiliki ciri populasi di antaranya adalah adanya natalia, mortalita, kepadatan, dan struktur umur.



Komunitas merupakan kumpulan sejumlah populasi yang terdapat pada suatu tempat dan memiliki interaksi di antaranya. Tempat suatu Komunitas dapat berupa terestrial ataupun aquatik, sehingga masing-masing mereka dapat  eksis di tempat tersebut.
Komunitas terdiri dari Komunitas mayor dan Komunitas minor, tergantung dari kelengkapan penyusunnya dan kemampuan menyediakan sumberdaya bagi kebutuhan anggotanya.
Permukaan bumi memiliki tofografi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan topografi akan memberikan penampakan berbagai perbedaan kondisi lingkungan terutama kondisi suhu, kelembaban dan spesies hewan yang mendiaminya. Ini dapat memberikan gambaran terhadap kondisi lingkungan yang ada di suatu kawasan.
Terdapat berbagai hewan dan tumbuhan di berbagai ekosistem. Adapun ekosistem yang kami amati yaitu kawasan supralitoral, kawasan bukit, kawasan mangrove, ekosistem payau, dan sungai.

B.     Tujuan
·         Menambah pengetahuan mahasiswa dalam proses belajar di lapangan secara langsung di kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai.
·         Memudahkan mahasiswa untuk mengetahui berbagai macam vegetasi dari  ekosistem di kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai.
·         Membantu mahasiswa dalam membedakan persebaran hewan dan tumbuhan di kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai. berdasarkan kondisi tanah, ketingian tempat, dan keberadaan lingkungan

C.    Manfaat
·         Dengan melakukan observasi ini mahasiswa dapat melihat dan mengenal secara langsung berbagai macam hewan dan tumbuhan di ekosistem kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai.
·         Dengan adanya observasi ini mahasiswa bisa membedakan kawasan-kawasan yang bermacam-macam seperti: kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai.
·         Mahasiswa dapat mengetahui dan bahkan dapat mempraktekkan alat-alat yang digunakan untuk observasi secara langsung di lapangan seperti: refratometer, pH meter, termometer, plot, net plakton,  slinghygrometer, alat bedah, ayakan bertingkat dan Secchi Dirt.



BAB II
PEMBAHASAN

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi.
Faktor Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. 
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut : suhu, air, tanah, sinar matahari, garis lintang ketinggian. biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. dalam ekosistem, produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan decomposer/pengurai (mikroorganisme).
A.    Kawasan Mangrove
Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat mangrove seringkali ditemukan di tempat pertemuan antara muara sungai dan air laut yang kemudian menjadi pelindung daratan dari gelombang laut yang besar. Sungai mengalirkan Sungai untuk mangrove dan pada saat pasang, pohon mangrove dikelilingi oleh air garam atau air payau.
Ekosistem mangrove hanya didapati di daerah tropik dan sub-tropik. Ekosistem mangrove dapat berkembang dengan baik pada lingkungan dengan ciri-ciri ekologik sebagai berikut:
a.       Jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir dengan bahan-bahan yang berasaldari lumpur, pasir atau pecahan karang;
b.      Lahannya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun hanya tergenang pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan ini akan menentukan komposisi vegetasiekosistem mangrove itu sendiri;
c.       Menerima pasokan Sungai yang cukup dari darat (sungai, mata air atau air tanah) yang berfungsi untuk menurunkan salinitas, menambah pasokan unsur hara dan lumpur;
d.      Suhu udara dengan fluktuasi musiman tidak lebih dari 5ºC dan suhu rata-rata di bulanterdingin lebih dari 20ºC;
e.       Airnya payau dengan salinitas 2-22 ppt atau asin dengan salinitas mencapai 38 ppt;

f.       Arus laut tidak terlalu deras;
g.      Tempat-tempat yang terlindung dari angin kencang dan gempuran ombak yang kuat;
h.      Topografi pantai yang datar/landai.

B.     Ekositem Payau
Air payau adalah campuran antara Sungai dan air laut (air asin). Jika kadar garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0.5 sampai 30 gram, maka air ini disebut air payau. Namun jika lebih, disebut air asin.
Air payau dapat ditemukan didaerah-daerah muara dan memiliki keanekaragaman hayati tersendiri. Ekosistem air payau merupakan suatu tempat dimana salinitasnya berada diantara salinitas air laur dan salinitas Sungai.

C.    Kawasan Supralittoral
Zona supralittoral atau disebut juga sebagai zona supratidal, adalah area yang berada diatas batas pasang, secara reguler terkena atau terciprat oleh air laut, namun tidak tenggelam dalam air. Air laut hanya menggenangi wilayah ini pada saat pasang tinggi pada saat badai.
Zona ini dibagi dengan melihat kondisi alamiah pantai tersebut, yang mana diawali oleh tumbuhnya beberapa vegetasi pantai berlumpur dan badan pasir. Storm-Driven di daerah supratidal ikut serta di dalam mensuplai sedimen sehingga menciptakan lapisan sedimen hanya dalam beberapa jam.
Lapisan ini yang terbentuk akibat badai akan terjadi pengkayaan karbon oleh ganggang organik, yang berkembang biak saat terjadi badai. Pada bagian lain dari daerah supralittoral dominasi ganggang hijau biru berfilamen menjerat dan mengikat sedimen berbutir halus lewat alga yang ada di daerah subtidal. Pengikatan sedimen oleh alga di daerah subtidal sehingga terjadi penumpukan sedimen di muara sungai, disamping itupula banyaknya sedimen diakibatkan oleh banjir.
Dominasi pasang surut, mengakibatkan pelumpuran sehingga pada waktu penggenangan akan terbentuk beting-beting lumpur sedangkan pada saat surut akan mengalami pengeringan.
Organisme yang hidup di zona supralittoral harus menghadapi kondisi tertentu, seperti terekspos dengan udara, Sungai dari hujan, hawa panas dan dingin, serta predasi dari hewan darat dan burung laut. Bagian atas dari supralittoral biasa dihuni oleh dark lichen yang terlihat sebagai kerak pada batuan. Beberapa Neritidae dan Isopod yang memakan detritus menghuni supralittoral bagian bawah.Pada zona supralittoral ini dicirikan oleh berbagai organism seperti alga yang menjalar, Cyanobacteria (bakteri hijau biru) dan cacing kecil, periwinkles.

D.    Kawasan Bukit
Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan gunung. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang cukup luas.

E.     Ekosistem Sungai
Ekosistem Sungai digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai. Ciri-ciri ekosistem Sungai antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam Sungai. Organisme yang hidup di Sungai pada umumnya telah beradaptasi.



BAB III
ANALISA HASIL PENGAMATAN

A.    Kondisi Lingkungan
1.      Kawasan mangrove
·      Struktur Tanah mangrove mempunyai ciri-ciri selalu basah, mengandung garam, oksigen sedikit, dan kaya bahan organik.
·       PH  = 2,5 - 6
·       Suhu air  = antara 18-28oC
·       Salinitas = antara 10 – 30 ppt

2.    Kawasan payau
Pengamatan pada plot 1m x 1m, plot 50cm x 50cm, dan plot 25cm x 25cm
·              Menghitung populasi dalam plot sebanyak  92
·              Populaasi lubang kepiting (uka) sebanyak 17 individu
·              PH = 7,6
·              Suhu udara =33oC
·              Suhu air =24oC
·              Salinitas = 6 %
·              Kelembaban udara
- basah = 27oC
- kering = 29,5 oC

3.      Kawasan supra littoral
·         Struktur tanah yang terdapat di kawasan ini lempung bepasir dan pasir.
·         PH = 6,9
·         Suhu udara = 32oC
·         Suhu tanah = 36oC
·         Suhu Air = 34oC
·         Kelembaban Udara
- kering = 28oC
- basah = 30oC

4.      Kawasan bukit
·       Suhu Udara = 32oC
·       Suhu tanah = 36oC

5.      Kawasan sungai  
·       Suhu udara =28oC
·       Suhu tanah =25oC
·       PH = 7,2
·       Salintas = 0,2%
·       Klmbaban udara
-          Basah = 26oC
-          Kering = 9,5oC





B.     Tumbuhan
1.      Kawasan mangrove
o   Bakau
o   Pohon api-api
o   Rhizopora (tumbuhan utama di kawasan mangrove)

2.      Kawasan payau
o   Nipah

3.      kawasan supra litoral
o   Kemangi
o   Biduri
o   Putri malu
o   Rumput

4.      Kawasan bukit
o   Bandotan
o   Bolkar
o   Meunileung
o   Alang-alang

5.      Kawasan sungai
o   Kemangi
o   Biduri
o   Putri malu
o   Rumput
o   Jenis ganggang
o   Tumbuhan biji
o   Teratai

C.    Hewan
1.      Kawasan mangrove
o   Kepiting
o   Nyamuk
o   Laba-laba
o   Semut
o   Uka sp
o   Piramidela
o   Gastropoda
o   Fimbristilis sp


2.      Kawasan payau
o   Sejenis kerang
o   Saccostrea
o   Geloina sp
o   Turritella terebralia
o   Pyramidella sulcata

3.      Kawasan supralitoral
o   Semut hitam kecil
o   Semut merah
o   Osipoda
o   Belalang
o   Kumbang
o   Laba-laba

4.      Kawasan bukit
o   Kupu-kupu
o   Laba-laba
o   Semut hitam
o   Laron
o   Belalang

5.      Kawasan sungai
o   Sejenis ikan
D.    Analisis Laboratorium
Menganalisis sampel Plankton dan Bentos
1.      Plankton:
Setelah di amati ditemukan beberapa jenis plankton yaitu:
1.      Rizhoclonium hieroglypticum (agardh)kutzing
2.      Tetaspora Cylindrica (wahlb)
3.      Menoidium falcatum Zacharias
4.      Planktosphaeria Gelatinosa
5.      Euglenamorphahegmeri Wenrich
6.      Aphanizomenon halsaticum

2.      Benthos:
Setelah di amati ditemukan beberapa jenis benthos yaitu:
1.      Kepiting uca
2.      Keong bakau
3.      Kerang putih kecil






 







Filum               : Molusca
Kelas               : Gastropoda
Ordo                : Neotaenioglossa
Familia            : Thiaridae
Genus              : Tarebia       
Spesies            : Tarebia granifera

Filum               : Molusca
Kelas               : Gastropoda
Ordo                : Neotaenioglossa
Familia            : Thiaridae
Genus              : Melanoides   
Spesies            : Melanoides tuberculata
                      








Filum               : Arthropoda
Kelas               : Crustacea
Ordo                : Decapoda
Familia            : Portunidae
Genus              : Scylla           
Spesies            : Scylla sp





BAB IV
KESIMPULAN

            Bersadarkan hasil pengamatan di lapangan secara langsung. Terdapat berbagai hewan dan tumbuhan yang berbeda, di berbagai ekosistem antara lain, di kawasan mangrove, ekosistem payau, kawasan supralitoral, kawasan littoral, dan kawasan bukit, Ini terjadi karena perbedaan topografi, kondisi lingkungan terutama kondisi suhu, dan kelembaban yang berbeda sehingga Hewan dan tumbuhan yang mendiaminya juga berbeda karena ada hewan dan tumbuhan yang hanya bisa hidup dan berkembang biak pada keadaan lingkungan,suhu, dan temperatur yang berbeda.
            Dari hasil praktikum ini dapat dilihat adanya perbedaan Cara hidup Plankton dengan Benthos. Plankton hidup dengan melayang-layang di air dan terbawa arus , hal ini disebabkan Karena ukurannya yang sangat kecil (tidak dapat dilihat dengan mata ), dan harus dilihat dengan menggunakan mikroskop binokuler, sedangkan benthos hidup dengan cara melekat pada suatu benda atau merayap di dasar perairan dan dapat dilihat dengan menggunakan mata tidak perlu menggunakan mikroskop binokuler.







DAFTAR PUSTAKA

Djamal Irwan, Zoer’aini. 2010. Prinsip-prinsip Ekologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sujiranto.2004. Sains Biologi SMP 1. Semarang: CV. Aneka Ilmu
Polunin Nicholas.1990.Pengantar Geografi Tumbuhan.Terjemahan Prof.Ir.Gembong Tjitrosoepomo.Universitas Gadjah Mada.


 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. (affanhanif:16)
Klasifikasi Makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama, dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan bila dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain yang lebih kecil, sehingga akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda. Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat tingkat yang berbeda atau pada takson yang berbeda disebut taksonomi.
Pengetahuan tentang pertumbuhan dan pengaruh individu populasi merupakan dasar untuk memahami struktur dan dinamika ekologi. Semua spesies memiliki potensi tumbuh yang tinggi pada kondisi optimum.
Populasi adalah sejumlah individu dari species yang sama yang menempati  kawasan atau tempat tertentu. Setiap populasi memiliki ciri populasi di antaranya adalah adanya natalia, mortalita, kepadatan, dan struktur umur.



Komunitas merupakan kumpulan sejumlah populasi yang terdapat pada suatu tempat dan memiliki interaksi di antaranya. Tempat suatu Komunitas dapat berupa terestrial ataupun aquatik, sehingga masing-masing mereka dapat  eksis di tempat tersebut.
Komunitas terdiri dari Komunitas mayor dan Komunitas minor, tergantung dari kelengkapan penyusunnya dan kemampuan menyediakan sumberdaya bagi kebutuhan anggotanya.
Permukaan bumi memiliki tofografi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan topografi akan memberikan penampakan berbagai perbedaan kondisi lingkungan terutama kondisi suhu, kelembaban dan spesies hewan yang mendiaminya. Ini dapat memberikan gambaran terhadap kondisi lingkungan yang ada di suatu kawasan.
Terdapat berbagai hewan dan tumbuhan di berbagai ekosistem. Adapun ekosistem yang kami amati yaitu kawasan supralitoral, kawasan bukit, kawasan mangrove, ekosistem payau, dan sungai.

B.     Tujuan
·         Menambah pengetahuan mahasiswa dalam proses belajar di lapangan secara langsung di kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai.
·         Memudahkan mahasiswa untuk mengetahui berbagai macam vegetasi dari  ekosistem di kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai.
·         Membantu mahasiswa dalam membedakan persebaran hewan dan tumbuhan di kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai. berdasarkan kondisi tanah, ketingian tempat, dan keberadaan lingkungan

C.    Manfaat
·         Dengan melakukan observasi ini mahasiswa dapat melihat dan mengenal secara langsung berbagai macam hewan dan tumbuhan di ekosistem kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai.
·         Dengan adanya observasi ini mahasiswa bisa membedakan kawasan-kawasan yang bermacam-macam seperti: kawasan mangrove, ekosistem payau, ekosistem kawasan supralitoral, kawasan littoral, kawasan bukit dan kawasan sungai.
·         Mahasiswa dapat mengetahui dan bahkan dapat mempraktekkan alat-alat yang digunakan untuk observasi secara langsung di lapangan seperti: refratometer, pH meter, termometer, plot, net plakton,  slinghygrometer, alat bedah, ayakan bertingkat dan Secchi Dirt.



BAB II
PEMBAHASAN

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi.
Faktor Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. 
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut : suhu, air, tanah, sinar matahari, garis lintang ketinggian. biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. dalam ekosistem, produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan decomposer/pengurai (mikroorganisme).
A.    Kawasan Mangrove
Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat mangrove seringkali ditemukan di tempat pertemuan antara muara sungai dan air laut yang kemudian menjadi pelindung daratan dari gelombang laut yang besar. Sungai mengalirkan Sungai untuk mangrove dan pada saat pasang, pohon mangrove dikelilingi oleh air garam atau air payau.
Ekosistem mangrove hanya didapati di daerah tropik dan sub-tropik. Ekosistem mangrove dapat berkembang dengan baik pada lingkungan dengan ciri-ciri ekologik sebagai berikut:
a.       Jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir dengan bahan-bahan yang berasaldari lumpur, pasir atau pecahan karang;
b.      Lahannya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun hanya tergenang pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan ini akan menentukan komposisi vegetasiekosistem mangrove itu sendiri;
c.       Menerima pasokan Sungai yang cukup dari darat (sungai, mata air atau air tanah) yang berfungsi untuk menurunkan salinitas, menambah pasokan unsur hara dan lumpur;
d.      Suhu udara dengan fluktuasi musiman tidak lebih dari 5ºC dan suhu rata-rata di bulanterdingin lebih dari 20ºC;
e.       Airnya payau dengan salinitas 2-22 ppt atau asin dengan salinitas mencapai 38 ppt;

f.       Arus laut tidak terlalu deras;
g.      Tempat-tempat yang terlindung dari angin kencang dan gempuran ombak yang kuat;
h.      Topografi pantai yang datar/landai.

B.     Ekositem Payau
Air payau adalah campuran antara Sungai dan air laut (air asin). Jika kadar garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0.5 sampai 30 gram, maka air ini disebut air payau. Namun jika lebih, disebut air asin.
Air payau dapat ditemukan didaerah-daerah muara dan memiliki keanekaragaman hayati tersendiri. Ekosistem air payau merupakan suatu tempat dimana salinitasnya berada diantara salinitas air laur dan salinitas Sungai.

C.    Kawasan Supralittoral
Zona supralittoral atau disebut juga sebagai zona supratidal, adalah area yang berada diatas batas pasang, secara reguler terkena atau terciprat oleh air laut, namun tidak tenggelam dalam air. Air laut hanya menggenangi wilayah ini pada saat pasang tinggi pada saat badai.
Zona ini dibagi dengan melihat kondisi alamiah pantai tersebut, yang mana diawali oleh tumbuhnya beberapa vegetasi pantai berlumpur dan badan pasir. Storm-Driven di daerah supratidal ikut serta di dalam mensuplai sedimen sehingga menciptakan lapisan sedimen hanya dalam beberapa jam.
Lapisan ini yang terbentuk akibat badai akan terjadi pengkayaan karbon oleh ganggang organik, yang berkembang biak saat terjadi badai. Pada bagian lain dari daerah supralittoral dominasi ganggang hijau biru berfilamen menjerat dan mengikat sedimen berbutir halus lewat alga yang ada di daerah subtidal. Pengikatan sedimen oleh alga di daerah subtidal sehingga terjadi penumpukan sedimen di muara sungai, disamping itupula banyaknya sedimen diakibatkan oleh banjir.
Dominasi pasang surut, mengakibatkan pelumpuran sehingga pada waktu penggenangan akan terbentuk beting-beting lumpur sedangkan pada saat surut akan mengalami pengeringan.
Organisme yang hidup di zona supralittoral harus menghadapi kondisi tertentu, seperti terekspos dengan udara, Sungai dari hujan, hawa panas dan dingin, serta predasi dari hewan darat dan burung laut. Bagian atas dari supralittoral biasa dihuni oleh dark lichen yang terlihat sebagai kerak pada batuan. Beberapa Neritidae dan Isopod yang memakan detritus menghuni supralittoral bagian bawah.Pada zona supralittoral ini dicirikan oleh berbagai organism seperti alga yang menjalar, Cyanobacteria (bakteri hijau biru) dan cacing kecil, periwinkles.

D.    Kawasan Bukit
Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan dengan gunung. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu daerah yang cukup luas.

E.     Ekosistem Sungai
Ekosistem Sungai digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai. Ciri-ciri ekosistem Sungai antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam Sungai. Organisme yang hidup di Sungai pada umumnya telah beradaptasi.



BAB III
ANALISA HASIL PENGAMATAN

A.    Kondisi Lingkungan
1.      Kawasan mangrove
·      Struktur Tanah mangrove mempunyai ciri-ciri selalu basah, mengandung garam, oksigen sedikit, dan kaya bahan organik.
·       PH  = 2,5 - 6
·       Suhu air  = antara 18-28oC
·       Salinitas = antara 10 – 30 ppt

2.    Kawasan payau
Pengamatan pada plot 1m x 1m, plot 50cm x 50cm, dan plot 25cm x 25cm
·              Menghitung populasi dalam plot sebanyak  92
·              Populaasi lubang kepiting (uka) sebanyak 17 individu
·              PH = 7,6
·              Suhu udara =33oC
·              Suhu air =24oC
·              Salinitas = 6 %
·              Kelembaban udara
- basah = 27oC
- kering = 29,5 oC

3.      Kawasan supra littoral
·         Struktur tanah yang terdapat di kawasan ini lempung bepasir dan pasir.
·         PH = 6,9
·         Suhu udara = 32oC
·         Suhu tanah = 36oC
·         Suhu Air = 34oC
·         Kelembaban Udara
- kering = 28oC
- basah = 30oC

4.      Kawasan bukit
·       Suhu Udara = 32oC
·       Suhu tanah = 36oC

5.      Kawasan sungai  
·       Suhu udara =28oC
·       Suhu tanah =25oC
·       PH = 7,2
·       Salintas = 0,2%
·       Klmbaban udara
-          Basah = 26oC
-          Kering = 9,5oC





B.     Tumbuhan
1.      Kawasan mangrove
o   Bakau
o   Pohon api-api
o   Rhizopora (tumbuhan utama di kawasan mangrove)

2.      Kawasan payau
o   Nipah

3.      kawasan supra litoral
o   Kemangi
o   Biduri
o   Putri malu
o   Rumput

4.      Kawasan bukit
o   Bandotan
o   Bolkar
o   Meunileung
o   Alang-alang

5.      Kawasan sungai
o   Kemangi
o   Biduri
o   Putri malu
o   Rumput
o   Jenis ganggang
o   Tumbuhan biji
o   Teratai

C.    Hewan
1.      Kawasan mangrove
o   Kepiting
o   Nyamuk
o   Laba-laba
o   Semut
o   Uka sp
o   Piramidela
o   Gastropoda
o   Fimbristilis sp


2.      Kawasan payau
o   Sejenis kerang
o   Saccostrea
o   Geloina sp
o   Turritella terebralia
o   Pyramidella sulcata

3.      Kawasan supralitoral
o   Semut hitam kecil
o   Semut merah
o   Osipoda
o   Belalang
o   Kumbang
o   Laba-laba

4.      Kawasan bukit
o   Kupu-kupu
o   Laba-laba
o   Semut hitam
o   Laron
o   Belalang

5.      Kawasan sungai
o   Sejenis ikan
D.    Analisis Laboratorium
Menganalisis sampel Plankton dan Bentos
1.      Plankton:
Setelah di amati ditemukan beberapa jenis plankton yaitu:
1.      Rizhoclonium hieroglypticum (agardh)kutzing
2.      Tetaspora Cylindrica (wahlb)
3.      Menoidium falcatum Zacharias
4.      Planktosphaeria Gelatinosa
5.      Euglenamorphahegmeri Wenrich
6.      Aphanizomenon halsaticum

2.      Benthos:
Setelah di amati ditemukan beberapa jenis benthos yaitu:
1.      Kepiting uca
2.      Keong bakau
3.      Kerang putih kecil






 







Filum               : Molusca
Kelas               : Gastropoda
Ordo                : Neotaenioglossa
Familia            : Thiaridae
Genus              : Tarebia       
Spesies            : Tarebia granifera

Filum               : Molusca
Kelas               : Gastropoda
Ordo                : Neotaenioglossa
Familia            : Thiaridae
Genus              : Melanoides   
Spesies            : Melanoides tuberculata
                      








Filum               : Arthropoda
Kelas               : Crustacea
Ordo                : Decapoda
Familia            : Portunidae
Genus              : Scylla           
Spesies            : Scylla sp


BAB IV
KESIMPULAN

            Bersadarkan hasil pengamatan di lapangan secara langsung. Terdapat berbagai hewan dan tumbuhan yang berbeda, di berbagai ekosistem antara lain, di kawasan mangrove, ekosistem payau, kawasan supralitoral, kawasan littoral, dan kawasan bukit, Ini terjadi karena perbedaan topografi, kondisi lingkungan terutama kondisi suhu, dan kelembaban yang berbeda sehingga Hewan dan tumbuhan yang mendiaminya juga berbeda karena ada hewan dan tumbuhan yang hanya bisa hidup dan berkembang biak pada keadaan lingkungan,suhu, dan temperatur yang berbeda.
            Dari hasil praktikum ini dapat dilihat adanya perbedaan Cara hidup Plankton dengan Benthos. Plankton hidup dengan melayang-layang di air dan terbawa arus , hal ini disebabkan Karena ukurannya yang sangat kecil (tidak dapat dilihat dengan mata ), dan harus dilihat dengan menggunakan mikroskop binokuler, sedangkan benthos hidup dengan cara melekat pada suatu benda atau merayap di dasar perairan dan dapat dilihat dengan menggunakan mata tidak perlu menggunakan mikroskop binokuler.




  
DAFTAR PUSTAKA

Djamal Irwan, Zoer’aini. 2010. Prinsip-prinsip Ekologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sujiranto.2004. Sains Biologi SMP 1. Semarang: CV. Aneka Ilmu
Polunin Nicholas.1990.Pengantar Geografi Tumbuhan.Terjemahan Prof.Ir.Gembong Tjitrosoepomo.Universitas Gadjah Mada.


  

About Unknown

WePress Theme is officially developed by Templatezy Team. We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply